Sabtu, 08 Oktober 2011

kalau cinta memang bencii part 1

" ristaa" panggil gideon, si jagoan kampus pada Rista.
" iyaa ?" rista menatap gideon penasaran, tapi gideon diam, masih berhadapan dan 5 menit berlalu gideon tetap diam.
" yonnn,, sebenernya ada apaan si lo manggil gue?kok guenya malah didiemin gini ?" tanya Rista bingung
" mm,,hehe cuma mau tanya"
" ya udah tanya, mumpung sekarang gue masih ada didepan lo nih" rista tersenyum dan menyilangkan kedua tangannya dengan penuh rasa penasaran akan hal yang akan gideon tanyakan padanya.
" lo single ? ? "gideon bertanya dengan suara terbata-bata, dan setetes keringat turun dari kepalanya.
" hah ??"ristaa kurang mengerti maksud pertanyaan gideon, dan masih dengan ekspresi penasarannya ristaa menatap gideon dalam.
" ehmm haha gue duluan yaa ta " tiba-tiba gideon pergi dengan perasaan campur aduk gara-gara malu dan segera dia meninggalkan ristaa yang masih cengo.
" aduhh,,kok dia kaburr guekan belom jawab,,eh tapii mau jawab apa? gue aja ga tau dia nannya apa,hhmm(befikir) ah tau ah emang gue pikirin " rista pun pergi dari tempatnya semula dengan tenan
"dasarr bodo lo yon yon..ngapain pake kabur siih,tinggal bilang klo "ta sebenernya gue suka sama lo"gitu aja susah" gideon ngedumel sendirian dikamarnya sambil sesekali dia mondar-mandir.
"heh kang buntil ! !" panggil Arya si tukang ngintipin siswi kampus yang lagi pacaran dan iseng nempelin foto-foto pacaran mereka di mading kampus.
"pelehhhh pelehh, melamun ajee lagi dimarii, eh anak anak udah pade ngumpul noh di mang edoy (tempat tongkrongan preman" kampus ini kalo lagi istirahat), lo ngapa masih aje ngejogrok dimari ?" lanjut Arya.
" ya udah si duluan ajaa ya, ntar gampang deh gue nyusul" Gideon memerintah dengan lembut, itu hal yang kurang wajar, bagi Arya sahabatnya karena gideon dikenal sebagai preman kampus yang selenge'an dan banyak omong.
"se..ri..us loh "jawab Arya dengan logat gaul.
"iyaa .. bawell punya kuping ga sil loo tuyul " 
"oke siplah kalo gitu coy gue ke mang edoy duluan ye,,"Arya pun bergegas pergi meninggalkan teman seperjuangannya ini.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Masalah sampah,juga masalah sejenis di lingkungan masyarakat

 Kebiasaan membuang sampah sembarangan menyebabkan terjadinya banyak permasalahan baik kebersihan lingkungan, kesehatan lingkungan, juga bisa mengurangi keindahan. Selain sampah masalah serius yang juga berpengaruh terhadap lingkungan adalah pencemaran., mulai dari pencemaran udara, air, dan tanah.Dalam artinya pencemaran merupakan masuknya zat-zat yang buruk dan merugikan ke alam, dan dapat menimbulkan kerugian yang amat besar bagi kelangsungan hidup manusia. 


 Hal yang melatar belakangi mengapa sampah menjadi masalah :
1. minimnya ketersediaan tempat sampah di tempat umum
2. tidak adanya rasa kesadaran
3. tidak adanya rasa kepedulian terhadap lingkungan
4. TPA yang penuh tidak bisa lagi menampung sampah, menyebabkan munculnya tempat pembuangan akhir baru yang lokasinya dekat pemukiman warga, yang akan memperburuk kualitas lingkungan.


Hal yang melatar belakangi terjadinya pencemaran lingkungan :
1. Erosi dan curah hujan yang tinggi.
2. Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk.
3. Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.


perbandingan antara lingkungan yang sehat, dan yang tidak sehat karena terkontaminasi sampah dan pencemaran:
Lingkungan sehat.
suatu keadaan lingkungan dimana terdapat banyak oksigen yang baik bagi tubuh kita, lingkungan yang bersih dan baik, artinya tidak menimbulkan penyakit yang dapat merugikan masyarakat. 
Lingkungan tidak sehat.
suatu keadaan dimana lingkungan tersebut kotor, karena sampah atau telah terkontaminasi pencemaran, juga lingkungan yang sudah terkontaminasi penyakit.
setelah membaca tentang sampah juga pencemaran. Anda dapat membedakannya sendiri dan memilih mana yang nyaman dan tidak. Dan masalah sampah juga pencemaran tersebut pastinya menjadi masalah  yang berat bukan hanya untuk masyarakat tapi sekaligus pemerintah. Yang mana semestinya hal ini menjadi tanggung jawab bersama dari seluruh elemen masyarakat yang disalurkan melalui gerakan kesadaran diri masing-masing.